Guru Ngaji, Murid : Kami Tunggu Ibu Wati Tak Kunjung Datang Ternyata Kecelakaan

KITAMUDAMEDIA, Bontang – Sore itu, Senin (2/3/2020) seperti biasa puluhan anak di TPA Al Ikhlas bersiap untuk belajar mengaji. Tapi lama menanti, guru yang bertugas mengajar tak kunjung datang.

Seyogianya, sang guru, Anjaswati (45) sudah mulai mengajar mulai pukul 16.30 Wita namun hingga pukul 17.00 sosoknya belum nampak.

Tak lama berselang, kabar kecelakaan beruntun pun ramai tersebar, kejadian nahas tersebut ternyata merenggut nyawa guru yang sehari-harinya mengajarkan ayat-ayat suci Alquran kepada puluhan santri Al – Ikhlas.

Warga kilometer 8 Jalan Poros Bontang Samarinda itu menjadi korban insiden kecelakaan beruntun di Jalan S Parman, Senin (2/3/2020) sekira pukul 16.28 Wita.

Penantian 30 santri Anjaswati pupus, saat salah seorang murid melintas dan melihat sepeda motor milik korban, berada di sekitar lokasi kejadian.

“Iya ditungguin, Ibu kemarin datangnya lama,” ujar Nur (11) salah satu muridnya.

Ibu dua anak itu, sehari-harinya mengajar mengaji di SD dan SMP Yabis pada pagi hingga siang hari. Ia juga mengajar ngaji di Musala Al Ikhlas di RT 48 Kelurahan Belimbing Bontang Barat, dari pukul setengah 5 hingga pukul setengah 6 sore.

Anjaswati dinyatakan meninggal dunia pada Senin malam kemarin, setelah sebelumnya kritis. Saat kejadian, ia berboncengan dengan suaminya Martono dari rumahnya menuju tempatnya mengajar mengaji di TPA Al Ikhlas. Ia dan suami mengalami luka serius. Dari cctv yang beredar, Anjaswati yang mengenakan pakaian berwarna biru tosca, dalam posisi sujud.

Hasriah (37) sahabat korban menuturkan, kepergian Anjaswati menjadi pukulan berat baginya. Wanita yang dikenal sholehah itu, juga ramah, dan senang berbagi kebaikan terhadap siapapun.

Hasriah mengatakan telah mengenal sahabatnya sejak 20 tahun silam, saat ia dan korban masih gadis. Diketahui, korban sudah menjadi guru ngaji saat usia muda, bahkan Hasriah juga merupakan salah satu muridnya.

Baca Juga  Hati-Hati Berkendara, 2019 Lakalantas Meninggal Dunia Sebanyak 20 Orang

“Almarhumah itu dari dulu guru ngaji dan juga aktif di grup rebana. Rajin ikut majelis taklim juga,” jelasnya.

“Beliau suka menolong orang, suka memberi nasehat kebaikan, tempat curhat lah, tidak bisa lagi saya ungkapkan dengan kata-kata,” tambahnya sambil meneteskan air mata.

Atas kepergiannya, TPA Al Ikhlas diliburkan selama 7 hari kedepan. Warga sekitar dan santrinya menggelar tahlilan untuk mendoakan Anjaswati, di Musala Al Ikhlas.

“Terakhir ketemu Jumat lalu, karena kan Sabtu Minggu libur. Dia bilang, nanti kalau ada waktu kita ketemu lagi, tidak biasanya dia ngomong begitu,“ujarnya.

Menurut Hasriah, meski saat kejadian korban dalam posisi sujud, namun tak ada luka berarti pada wajahnya, hanya satu goresan kecil di pinggir mata. “Wajahnya tidak apa-apa, malahan make up nya juga masih ada, padahal kan posisinya sujud. Hanya luka di lengan dan betis yang saya lihat waktu ikut memandikan di RSUD,” ungkapnya.

Kepergian Anjaswati juga meninggalkan luka bagi Agustina (15) salah seorang muridnya di TPA Al ikhlas. Baginya, almarhumah bukan hanya guru tetapi seperti orangtua sendiri. Agustina yang terakhir bertemu pada Jumat lalu pun, tak kuasa menahan tangis saat menceritakan sosok korban. Ia menyebut, korban lah yang mengajarinya mengaji, bahkan mengantarkannya saat wisuda khatam Alquran.

“Nasehat yang tidak akan pernah saya lupakan, beliau selalu bilang kalau ada kesalahan diperbaiki, jangan mudah menyerah,” ujarnya.

Diketahui, 9 orang menjadi korban kecelakaan beruntun di Jalan S Parman, Senin sore (2/3/2020) pukul 16.30 Wita. 2 orang meninggal dunia, 3 masuk ruang ICU, 3 orang dalam masa pemulihan di ruang perawatan, dan 1 orang telah dipulangkan lantaran kondisinya yang sudah membaik.

Reporter : Yulianti Basri
Editor : Kartika Anwar

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply