KITAMUDAMEDIA – Bunga krisan atau yang juga dikenal dengan serunai merupakan salah satu tanaman hias populer yang kerap menghiasi dekorasi berbagai acara. Tanaman ini biasanya menjadi pilihan favorit untuk menyemarakkan dekorasi acara karena bunga potong dari krisan memiliki bentuk, tipe, dan warna yang menarik untuk dikreasikan.
Dikutip dari situs Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) RI, data pada tahun 2018 menunjukkan bahwa penggunaan bunga krisan di Indonesia dalam lima tahun terakhir paling banyak jika dibanding jenis bunga potong lainnya yang diperdagangkan di pasar domestik.
Salah satu wilayah yang memproduksi dan memasarkan krisan di dalam negeri adalah Malang, tepatnya di Desa Sidomulyo, Kota Batu. Di desa itu, terdapat salah satu kelompok tani yang fokus melakukan budidaya bunga potong krisan sejak tahun 2002 silam.
Ketua Kelompok Tani Krisan Mulya Muhammad Soleh (51) mengungkap krisan merupakan tanaman yang tidak memiliki musim tanam khusus dan dapat dipanen sepanjang tahun. Untuk sekali panen, bunga krisan dengan kualitas baik umumnya membutuhkan waktu tanam selama 3 bulan lamanya.
“Pemeliharaan krisan nggak sulit, tapi tanaman ya memang butuh kasih sayang. Kalau kita rawat dengan benar hasilnya juga benar,” ucap Soleh kepada tim detikcom beberapa waktu lalu.
Soleh pun melanjutkan, bunga krisan ini harus berada di cuaca sejuk dan umumnya cocok ditanam di ketinggian kurang lebih 1200 mdpl. Ia pun menyampaikan, budidaya krisan cenderung tak membutuhkan lahan yang luas. Bahkan, total lahan dari kelompok taninya yang berjumlah 23 orang ini berukuran di kisaran 2.5 hektare saja.
Ia menyebutkan krisan yang dibudidayakan oleh kelompok tani di Sidomulyo ini terdiri dari bunga yang berwarna-warni. Ia menambahkan, terdapat 42 varietas bunga krisan yang telah berhasil dikembangkan di tempatnya.
“Yang besar disebut krisan standar, yang kecil-kecil dikenal sebagai aster. Semua jenis laris, tergantung musimnya,” pungkasnya.
Dari segi pemanenan, Soleh menyampaikan bunga potong krisan membutuhkan treatment khusus saat pemetikan tergantung pada kebutuhan penggunaannya. Untuk bunga yang akan dijadikan dekorasi dalam waktu segera, panen diutamakan pada bunga yang telah mekar sepenuhnya.
Sementara untuk bunga yang akan dikirim ke luar daerah biasanya dipilih yang belum mekar penuh. Diketahui, waktu ideal pemetikan bunga potong ini adalah 3 hari sebelum bunga mekar penuh atau saat kuntum bunga setengah mekar agar saat bunga didistribusikan tampilannya masih segar dan merekah dengan cantiknya.
Adapun bunga potong krisan di desa ini dibagi dalam sejumlah kriteria bergantung pada kualitasnya.
“Krisan dibagi 3 grade, A-B-C. Grade A semakin bagus kualitas dan semakin mahal. Grade C biasanya lebih pendek. Grade A ukuran 70 cm dijual Rp10.000/ikat, Grade B di bawah 70 cm Rp8.000/ikat, dan Grade C di bawah 50 cm Rp6.000/ikat,” sebutnya.
Ia menjelaskan, bunga potong krisan merupakan salah satu jenis tanaman bandel yang bisa bertahan lama setelah pemetikan. Untuk itu, bunga krisan dapat didistribusikan dengan kualitas yang aman dan terjaga ke penjuru negeri seperti yang dilakukan Soleh. Pasokan bunga krisan potong dari Kelompok Tani Krisan Mulya rutin mengirimkan tanaman ini ke Bali, Surabaya, dan berbagai kota besar lainnya.
“10 hari nggak layu. Yang penting ganti air dan potong tangkainya sedikit demi sedikit, sama seperti bunga potong lain,” kata Soleh.
Selain itu, Soleh menyebutkan, budidaya bunga potong krisan ini merupakan sebuah bisnis menjanjikan sebab kebutuhan permintaannya bisa dipastikan tak terhenti sepanjang tahun.
“Omzet dihitung per minggu, bisa mencapai Rp 12-15 juta sekali pengiriman. Kalau sekarang ya berkurang hingga 50% akibat pandemi. Mesi terseok-seok alhamdulillah masih tetap hidup,” ungkap Soleh.
Meski demikian, budidaya bunga krisan pun tak lantas terbebas dari kendala pada penanamannya. Sebab, bunga krisan juga membutuhkan perhatian khusus untuk membuatnya dapat menghasilkan produksi yang baik.
“Musim hujan ini juga jadi kesulitan untuk panen. Suka terkendala faktor cuaca. Kalau musim hujan, kebutuhan pestisida dan fungisida juga lebih banyak. Tanaman krisan ini nggak mau kena air hujan, kalau kena nanti hancur,” jelas Sunarko (45), salah satu petani bunga krisan di Sidomulyo.
Sunarko melanjutkan, penanaman bunga krisan harus dilakukan dalam naungan, salah satunya bisa melalui greenhouse karena tanaman ini sebaiknya tidak terkena matahari langsung.
Ia pun menjelaskan perlunya pemasangan lampu pada tempat budidaya bunga ini. Ketika mendapatkan cahaya yang cukup, lanjutnya, bunga krisan memiliki peluang untuk tumbuh dan berkembang dengan lebih tinggi.
“Dipasang lampu untuk mempercepat pertumbuhan, harus panas/kena cahaya terus baik di pembibitan atau produksi. Kalau di produksi, habis tanam ini lampu bisa berfungsi untuk mempercepat atau memperlambat panen, ada pengaturan-pengaturan khususnya,” ungkapnya. (Detik)
Editor : Redaksi KMM