KITAMUDAMEDIA, Bontang – Anggaran program menu rantang kasih untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi 88 lansia di Kota Bontang menjadi sorotan.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos-PM) Bahtiar Mabe menjelaskan jika anggaran awal rantang kasih sebesar Rp 2 miliar. Namun anggaran tersebut menyusut hingga Rp 1,6 miliar setelah pengajuan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) dari tiga kelompok masyarakat (Pokmas).
Dirinya juga merincikan peruntukan anggaran Rp 1,6 miliar untuk 10 bulan kedepan terhitung 1 Maret 2022, diantaranya, belanja bahan sembako sebesar Rp 1.041.217.600 atau 66,7 persen, pembayaran listrik, air dan gas sebesar Rp 20.430.000 atau 1,3 persen, dan pengadaan rantang dan keranjang Rp 22.440.000 atau 1,4 persen, pengadaan peralatan Rp 14.100.000 atau 0,9 persen.
Selanjutnya, biaya pengantaran (termasuk BBM) dengan asumsi 4 orang pengantar sebesar Rp 240.000.000 atau 15,4 persen, upah pekerja atau honorarium pokmas sebesar Rp 184.500.000 atau 11,8 persen, biaya rapat pokmas senilai Rp 5.940.000 atau 0,4 persen, terakhir biaya ATK 31.306.800 atau 2,0 persen. Total kontrak dengan kelompok swadaya masyarakat yakni Rp 1.612.217.200.
“Persoalan anggaran ini hanya miskomunikasi saja, jadi jangan dianggap kami ada penyelewengan anggaran. sisa anggaran pun kami kembalikan ke kas daerah,” jelasnya, Rabu (11/5/2022).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan jika dirinya pun telah mendapatkan panggilan dari Kejaksaan Negeri pada Senin (10/5/2022) kemarin, perihal transparansi anggaran rantang kasih pasalnya dua bulan berjalan program rantang kasih banyak menuai kritikan.
“Saya sudah memenuhi panggilan Kejaksaan. Ini bukan pemeriksaan, pemanggilannya pun tidak melalui surat resmi hanya melalui telepon. Ini sebagai bentuk kepedulian Kejaksaan terhadap pemerintah terkait berita yang simpang siur,” tandasnya.
Reporter : Lia Dewa
Editor : Kartika Anwar
