KITAMUDAMEDIA,Samarinda – Yuni Handayani meraih juara ketiga dalam Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional 2023.
Ia meraih juara ketiga di bidang pendidikan. Sementara peringkat kedua diraih oleh Muntaz Soraya Perwakilan dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung lalu peringkat pertama diraih Amir Khaeruddin dari Lampung.
Yayasan ‘Kaindea Study Center’ yang didirikan Yuni pada medio 2014 adalah musabab mengapa ia bisa memenangi Pemuda Pelopor.
Keberhasilan Yuni mendapat dukungan penuh dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim. Ia menerima penghargaan dari perangkat daerah bidang kepemudaan tersebut saat upacara Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-95 yang berlangsung di Halaman Gelora Kadrie Oening, Samarinda, Sabtu pagi, 28 Oktober 2023.
Yuni bercerita, kalau kesuksesannya dimulai pada 2008 silam. Sebelum aktif di Kaindea Study Center, Yuni mengajar baca-tulis dan mengaji anak-anak di lingkungannya. Tepatnya di Jalan Anggur nomor 06 RT 56 Kelurahan Sidodadi, Samarinda Ulu.
Bertempat di sebuah rumah papan berukuran 10 X 20 meter, Yuni menerima setiap anak yang ingin belajar. Kala itu Yurni masih berusia 16 tahun.
“Dulu itu banyak saya dengar keluhan orangtua, mereka bingung ingin membatasi waktu bermain anak dengan kegiatan positif lain, akhirnya saya inisiatif. Rumah orang tua untuk saya jadi tempat mereka belajar setelah bermain dan kegiatan formalnya seperti di sekolah,” papar perempuan yang akrab disapa Uning itu.
Pada 2010, anak-anak yang belajar di tempat Uning semakin bertambah. Kegiatan pun turut bertambah. Selain baca-tulis dan belajar Al-Qur’an, Uning juga meminta anak didiknya mengulang pelajaran di sekolah.
Ia mengelompokkan anak dari segi usia. Usia yang lebih tua mengajari anak usia di bawahnya.
“Seperti yang sudah Al-Qur’an mengajari yang Iqro. Jenjang pembelajaran terus berlanjut, anak-anak yang belajar pun terus bertambah,” terangnya.
“Waktu itu kemudian kami buatkan kelompok pengajian, namanya pengajian Nurul hidayah tapi pelajarannya random atau acak. Tidak melulu Al-Qur’an, tapi juga pelajaran sekolah,” tambahnya.
Pada fase 2010 menuju 2014 tersebut, segala aktivitas dibangun. Mulai mentoring, kajian hingga diskusi-diskusi. Hal ini juga memicu semangat anak-anak untuk terus belajar.
Bersama sebagian anak-anak didiknya yang mulai tumbuh dewasa, mereka berinisiatif membangun perpustakaan mini. Tak lain untuk mendorong minat baca anak.
“Di Rumah Atas (sebutan untuk rumahnya) kami mulai mengembangkan banyak kegiatan, kami bagi berdasarkan kelompok umur. Jadi kegiatan itu sudah bervariasi.”
“Nah, dari perpustakaan ini ternyata anak-anak senang juga. Walaupun kadang cuman lihat-lihat gambar di buku. Ada juga yang baca. Setidaknya dengan begitu ada pemicu semangat untuk mereka buka buku, Alhamdulillah ternyata dari ini kemudian banyak dari pihak luar yang sumbangkan bukunya,” ucapnya.
Hal seperti ini terus berlanjut hingga Yurni melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada tahun 2014. Ia mengambil jurusan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (Unmul).
Dari perguruan tinggi, pola pikir kian berkembang. Tercetus di pikirannya agar anak-anak didiknya tidak sebatas berkumpul dan belajar. Sehingga dia mencoba menjadikannya seperti sebuah yayasan agar anak-anak bisa keluar dengan selembar ijazah.
Ternyata semangat itu disambut positif orang tuanya. Lahan kosong milik keluarga kemudian dipinjam, dibangun untuk yayasan yang diberi nama Kaindea Study Center. Uning mengawalinya dengan membentuk PAUD dan TK yang diberi nama Cakrawala Kaki Langit (Cakala).
“Kayak mimpi aja, dulu tidak pernah terbayang bakal punya ini (yayasan). Alhamdulillah ini sebagai satu langkah maju dari proses yang terus kujaga sampai sekarang. Karena memang iya senang aja sama anak-anak,” jelasnya.
“Karena proses ini, tahun 2022, kebetulan ada seleksi Pemuda pelopor. Saya tidak tahu itu. Lalu kakak sepupuku masukan berkas. Tidak tahu apa-apa tiba-tiba ikut seleksi begitu aja, tapi waktu itu tidak lolos, coba-coba aja kan waktu itu,” terangnya.
Karena kegiatannya yang masih terus berlanjut, tahun 2023 kemudian dihubungi lagi panitia seleksi Pemuda pelopor tingkat kota Samarinda untuk kembali mengikuti seleksi.
“Awalnya enggak niat, karena mau fokus saja kegiatan. Karena sekarang juga sedang menempuh pendidikan S2. Jadi agak susah bagi waktu. Setelah dipertimbangkan coba dulu lagi ikut, dan Alhamdulillah ternyata bisa tembus sampai nasional,” pungkasnya. (Redaksi/ADV/Dispora Kaltim)
Editor : Kartika Anwar