Awesome Logo
Tersedia ruang iklan, informasi hubungi 08125593271                    Segenap Pimpinan dan Redaksi Kita Muda Media Mengucapkan Marhaban ya... Ramadhan 1442 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin                    Patuhi Protokol Kesehatan dan Jaga Imunitas                    Follow Medsos KITAMUDAMEDIA FB : kitamudamedia, Fan Page FB : kitamudamedia.redaksi, IG : kitamudamedia.redaksi, Youtube : kitamudamedia official                                   Selamat Menjalankan Ibadah Puasa 1442 H                         

Ramadan di Maluhu Kukar: Menyulam Silaturahmi Lewat Safari Masjid

KITAMUDAMEDIA Tenggarong – Suasana Ramadan di Kelurahan Maluhu tahun ini terasa berbeda. Bukan karena gemerlap dekorasi atau bazar malam yang meriah, melainkan karena kehadiran sang lurah yang mengetuk pintu-pintu masjid dan langgar di seluruh penjuru kelurahan.

Setiap malam, Tri Joko Kuncoro, Lurah Maluhu, berjalan dari satu rumah ibadah ke rumah ibadah lainnya, dalam apa yang disebut sebagai Safari Ramadan—sebuah tradisi tahunan yang kini kembali hidup dengan semangat baru.

“Bulan ini bukan hanya waktu untuk memperbanyak ibadah pribadi, tetapi juga momen untuk mempererat persaudaraan,” kata Tri Joko pada Kamis, 13 Maret 2025. Dalam safari itu, ia tak datang sendiri. Ikut dalam rombongan: pegawai kelurahan, para ketua RT, LPM, Karang Taruna, hingga tokoh agama dan masyarakat.

Dengan 24 Rukun Tetangga (RT) yang tersebar di wilayah Maluhu, perjalanan itu menjadi lebih dari sekadar agenda kerja. Dua lokasi dikunjungi setiap hari: satu saat Maghrib untuk berbuka bersama, satu lagi selepas Tarawih untuk berdialog. Kadang-kadang, pertemuan itu berlangsung hangat hingga larut malam.

Bukan hanya menyapa dan bersalaman. Dalam tiap kunjungan, Joko membuka telinga. Ia mencatat keluhan kecil: fasilitas wudhu yang rusak, langit-langit masjid yang bocor, hingga jalanan gelap yang butuh penerangan. Di sela-sela tausiyah dan tadarus, ia dan timnya menyerap suara warga yang kerap tak terdengar dalam rapat formal.

“Kami ingin menjadikan Ramadan sebagai bulan kebersamaan. Di luar ibadah, ada ruang untuk saling memahami dan berbagi,” ujarnya.

Safari ini adalah cara sederhana membangun kedekatan antara pemerintah dan rakyatnya. Joko menyebutnya “bekerja dalam diam”: tidak dengan seremonial, tapi dengan hadir. Bukan lewat baliho dan laporan, tapi lewat sapaan langsung di teras masjid.

Baca Juga  DPRD Samarinda Ajak Warga Duduk Bersama Soal Lahan Ringroad yang Belum Diganti Rugi

Baginya, Ramadan adalah jembatan sosial. Lewat momen buka puasa bersama dan salat berjemaah, sekat antara birokrasi dan masyarakat bisa diruntuhkan.

“Kami ingin warga merasa memiliki kegiatan ini. Bukan karena lurah datang, tapi karena memang inilah budaya kita—berbagi, bergandengan tangan,” tambahnya.

Dalam bulan penuh berkah ini, Kelurahan Maluhu tak sekadar merayakan Ramadan sebagai ritual, tetapi menjadikannya momentum membangun modal sosial. Kegiatan keagamaan menjadi ruang dialog, langgar menjadi ruang publik, dan pemerintah hadir bukan sebagai pengatur, melainkan sebagai bagian dari warga.

“Semoga ini bisa jadi contoh bahwa pemerintahan paling dasar pun bisa memulai perubahan—dari yang kecil, dari yang paling dekat,” ujar salah satu tokoh masyarakat usai Tarawih malam itu.

Di tengah tantangan urbanisasi dan meredupnya interaksi antarwarga, langkah Safari Ramadan di Maluhu menunjukkan bahwa nilai-nilai seperti gotong royong, silaturahmi, dan kepedulian masih bisa dijaga—bahkan diperkuat—melalui kehadiran pemimpin yang tahu cara mengetuk pintu bukan hanya rumah, tetapi juga hati. (adv)

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply