KITAMUDAMEDIA, Bontang – Kehadiran investasi besar di Kota Bontang kembali disambut dengan optimisme. Forum Masyarakat Peduli Kota Bontang (FMPKB), yang beranggotakan GP Ansor, Pemuda Ikapakarti, serta para penggiat dan pelaku seni, menyatakan dukungan penuh terhadap rencana pembangunan Pabrik Soda Ash di Kawasan Industri Estate (KIE) Bontang.
Dukungan itu disampaikan dalam sesi bincang bersama awak media, Kamis (30/10/2025), sebagai bentuk komitmen masyarakat untuk turut menjaga iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan di Bontang.
Menurut Nasrullah, perwakilan FMPKB, proyek Soda Ash memiliki nilai strategis bagi Indonesia karena sejalan dengan program hilirisasi industri yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Pabrik ini nantinya akan membantu mengurangi ketergantungan impor sekaligus membuka peluang kerja luas bagi masyarakat Bontang.
“Berbanggalah kita, pabrik Soda Ash pertama di Indonesia akan dibangun di Bontang. Ini langkah besar menuju kemandirian industri nasional, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat,” ujarnya.
Nasrullah memaparkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2022 Indonesia masih mengimpor 916.828 metrik ton soda ash untuk kebutuhan industri dalam negeri, dan angka itu diproyeksikan meningkat hingga 1,2 juta metrik ton pada 2030. Kehadiran pabrik di Bontang dengan kapasitas produksi 300 ribu metrik ton per tahun diyakini mampu memenuhi hingga 30 persen kebutuhan nasional.
Lebih dari itu, proyek strategis ini juga diyakini dapat menjadi solusi pengentasan pengangguran sekaligus memperkuat ekonomi lokal.
“Proyek ini angin segar bagi Bontang. Kami tidak ingin kesempatan besar ini hilang hanya karena perbedaan pandangan. Mari kita jaga bersama agar investasi ini berjalan lancar,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua GP Ansor Bontang, Achmad Cholid, menegaskan bahwa dukungan FMPKB bukan tanpa catatan. Ia berharap pelaksanaan proyek dapat mengutamakan tenaga kerja lokal serta memberdayakan pengusaha daerah dalam proses konstruksi maupun operasional.
“Kabarnya dibutuhkan sekitar 800 tenaga kerja saat masa konstruksi. Kami berharap sebagian besar berasal dari warga Bontang. Tenaga teknis tertentu boleh dari luar, tapi pekerja umum sebaiknya dari masyarakat lokal,” tegasnya.
Cholid juga menyampaikan keyakinannya bahwa PT Pupuk Kaltim, selaku pemilik proyek, memiliki komitmen kuat dalam menjalankan aturan ketenagakerjaan sesuai Peraturan Daerah Kota Bontang.
“Kami percaya proyek ini akan membawa dampak positif bagi masyarakat. Roda ekonomi akan bergerak, dan banyak peluang baru tercipta. Jangan sampai kegagalan proyek strategis sebelumnya seperti NPK Cluster terulang kembali,” ujarnya.
FMPKB pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu mendukung kehadiran investasi besar ini. Dengan sinergi antara pemerintah, investor, dan masyarakat, pembangunan Pabrik Soda Ash diharapkan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi baru bagi Kota Bontang.
“Ini saatnya Bontang menunjukkan kesiapan sebagai kota industri modern yang berdaya saing dan berpihak pada rakyatnya,” tutup Cholid.(*)
Reporter: Yulia.C | Editor: Icha Nawir



