KITAMUDAMEDIA, Bontang – Grafik harian penularan virus Corona secara perlahan terus menanjak. Dalam sepekan terakhir, pertambahan kasus di Kota Bontang menyentuh angka 45 orang dan 3 diantaranya mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Sementara jika melihat data dua hari belakangan tercatat ada pertambahan kasus baru sebanyak 16 orang, dengan angka penularan tertinggi terjadi di Kelurahan Api-Api, yaitu 6 orang dan Kelurahan Belimbing 5 orang.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Adi Permana mengatakan, peningkatan kasus di Bontang dominasi hasil dari pelacakan pelaku perjalan luar daerah bukan dari klaster lokal.
Pun begitu ia mengakui sebarannya terjadi cepat, namun dirinya belum bisa membuktikan apakah penyebab dari masifnya penularan sepekan ini, disebabkan varian Omicron atau bukan.
“Butuh waktu untuk mengetahui itu, karena kepastian virus jenis apa yang menempel dalam tubuh seseorang harus keluar dari uji lab. Sementara 6 sampel yang kita kirim juga belum ada hasil,” ucapnya saat dihubungi via telepon, kemarin.
Disisi lain Adi mengklaim, bila terjadi serangan gelombang ketiga yang diprediksi terjadi pada akhir bulan ini, pemerintah Bontang telah lebih siap, baik dari fasilitas ruang perawatan dan sumber daya manusia nya (tenaga medis).
“Saya kira kalau kapasitas maksimal kita cukup kok, kalau kemarin bisa sampai 250 itu semua rumah sakit open, dan pusat isolasi yang di Rusunawa Guntung bisa kembali dibuka, tapi tergantung kondisi,” terangnya.
Senada dengan itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bontang dr Suhardi mengatakan, sebagai rumah sakit rujukan utama, pihaknya telah menyiapkan mitigasi atau skenario untuk mengantisipasi lonjakan Covid-19.
Misalnya dengan mengaktifkan lagi ruangan tambahan jika ada kondisi darurat seperti sebelumnya.
“Secara sistem kita sudah siap, termasuk dengan skenario terburuk. Baik itu dari fasilitas ruangan yang kita setting ICU dan kekurangan ventilator untuk ruangan khusus Covid sudah dipenuhi. Begitu juga ketersedian sumber daya manusianya,” jelas Suhardi kepada Kitamudamedia.com, Sabtu (5/1/2022).
Menurutnya langkah itu diambil berkaca pada pengalaman bulan Juli tahun lalu, agar kejadian kolapsnya rumah sakit tidak terulang.
Sementara itu, untuk kasus Covid yang saat ini tengah ditangani di RSUD ada 2 orang, kata Suhardi, mereka diketahui memiliki gejala sedang hingga berat.
“Ada 1 orang yang dirawat di ICU Covid karena ada komorbid diabetes dan belum terkontrol, jadi memang resiko tinggi, yang satunya Alhamdulillah, stabil,” bebernya.
Di akhir Suhardi berharap masyarakat untuk tetap disiplin prokes, karena resiko tertular bisa terjadi dimana saja, dengan menerapkan penggunaan masker dan menghindari kerumunan akan mengecilkan memungkinkan untuk tertular.
“Kuncinya prokes, pakai masker dengan betul dan biasakan cuci tangan,” tungkasnya.
Reporter : Muh Ridwan
Reporter : Kartika Anwar