KITAMUDAMEDI, Bontang — Wakil Ketua DPRD Bontang, Sitti Yara, mengusulkan agar area Simpang 3 Jalan MH Thamrin (Simpang Ramayana) hingga Simpang 4 RS Amalia dijadikan lokasi car free day (CFD) secara rutin. Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya akan menjadi ruang interaksi bagi masyarakat, tetapi juga memberikan kesempatan bagi UMKM lokal untuk memperluas pasar.
Sitti Yara menuturkan, kesuksesan Bontang City Carnival (BCC) bisa menjadi inspirasi bagi CFD ini. Ia mencatat bahwa selain warga mendapatkan hiburan gratis, UMKM lokal juga merasakan manfaat dari ramainya acara tersebut. Selama BCC, kawasan di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Jalan R. Suprapto dipadati pedagang, terutama yang menjual makanan dan minuman.
“Kita bisa lihat dari BCC, UMKM sangat diuntungkan karena banyaknya pengunjung. Saya rasa menarik jika sepanjang jalan ini dijadikan lokasi CFD secara rutin. Warga bisa berolahraga sambil menikmati kuliner lokal,” ujarnya saat berbincang dengan Kaltimtoday.co, Minggu (20/10/2024).
Sitti Yara, politikus PKB, mengusulkan agar CFD dapat digelar setiap pekan, dua kali sebulan, atau minimal sekali sebulan. Ia menyarankan jam pelaksanaan mulai pukul 06.00 hingga 11.00 WITA. Namun, ia juga menekankan perlunya koordinasi dengan pemerintah agar tidak berbenturan dengan kegiatan lain, seperti Sunday Market di kawasan perumahan PKT, yang cenderung menyasar warga sekitar komplek tersebut.
Untuk menarik partisipasi lebih banyak warga, Sitti Yara mengusulkan agar pemerintah menghadirkan kegiatan tambahan, seperti senam, yoga, atau pilates dengan instruktur profesional. Selain itu, panggung hiburan sederhana bisa diadakan dengan menampilkan tarian tradisional dan kesenian budaya, bekerja sama dengan komunitas budaya di Bontang. Ini, katanya, akan menjadi cara efektif untuk mengenalkan budaya kepada generasi muda.
“CFD akan memberi manfaat ganda: warga bisa sehat melalui olahraga, sementara UMKM mendapat ruang untuk menjajakan produk mereka. Kalau ditambah dengan acara budaya, itu akan semakin baik, karena pelestarian budaya harus diimplementasikan secara nyata,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sitti Yara menambahkan, “Kota-kota besar seperti Jakarta sudah rutin mengadakan CFD. Bontang perlu melakukan hal serupa agar ruang interaksi publik semakin terbuka dan dampak positifnya bisa dirasakan oleh semua kalangan,” pungkasnya. (Adv)
Editor : Redaksi