KITAMUDAMEDIA, Bontang – Proyek masjid terapung di kawasan Selambai, Kelurahan Loktuan, Kecamatan Bontang Utara mendapat sorotan Komisi III DPRD Bontang terkait sistem keamanan dan keselamatan pekerja serta progres pembangunan.
Kunjungan kerja yang berlangsung Senin pagi (28/10/2019) tersebut buntut dari laporan warga sekitar yang mengatakan adanya insiden karyawan tersengat listrik akibat minimnya Alat Pelindung Diri (APD), hingga terhentinya pengerjaan karena keterlambatan pembayaran gaji karyawan serta kekosongan material.
Pernyataan itu disampaikan anggota Komisi III DPRD Bontang, Faisal yang juga bermukim di kawasan sekitar.
” Saya mendapat laporan dari warga yang juga pekerja disini (proyek masjid terapung) kalau pekerjaan lagi stop karena telat digaji dan material belum datang. Ditambah lagi kabar pernah ada karyawan yang kesetrum karena tidak safety, ” paparnya dihadapan pihak kontraktor.
Informasi tersebut diperkuat dengan situasi lapangan terkini. Dari kunjungan kerja itu, diketahui pengerjaan proyek berjalan lambat karena kosongnya material berupa tiang pancang yang yang diperkirakan baru akan datang pada awal November 2019. Tidak hanya itu, anggota DPRD juga mendapati ada pekerja yang beraktivitas tanpa menggunakan APD, berupa helm dan sepatu safety.
Nanang Suryana, perwakilan PT. Anugerah Bintan Pratama selaku kontraktor pelaksana saat menerima rombongan Komisi III, menampik hal tersebut. Menurutnya seluruh pekerja telah dilengkapi dengan APD sesuai pedoman K3. Perihal pekerja yang kedapatan tidak menggunakan helm, ditegaskannya hanya kebetulan saja.Termasuk kabar insiden karyawan tersengat listrik, menurut Nanang tidak pernah terjadi.
” Tidak benar itu, semua pekerja kami bekali APD. Kalau tadi ada yang sedang tidak pakai helm, itu pas lagi dibuka saja, terus ditaruh bawah. Untuk gaji kita bayar tepat waktu ke subkon, selanjutnya bagaimana, kami kurang tahu. Termasuk kabar karyawan kesetrum, sama sekali tidak ada,” bantahnya.
Sementara, terkait progres, dijelaskan Nanang, sejauh ini pembangunan sudah berjalan sesuai target yakni 57% dari 230 titik pemancangan. Menyisakan 56 titik atau sekitar 300 batang tiang pancang dengan masa pengerjaan hingga 20 November 2019.
” InsyaAllah selesai sebelum 20 November. Kan sisa 56 titik saja, dan material kami akan datang awal November mendatang, jadi masih sempat, ” paparnya.
Komisi III saat melakukan dialog bersama perwakilan kontraktor proyek masjid terapung
Diakhir pertemuan, anggota Komisi III, Abdul Malik kembali menekankan pihaknya akan terus memantau pengerjaan proyek senilai lebih dari 33 miliar rupiah tersebut hingga rampung dan meminta kontraktor pelaksana untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja (K3) seluruh karyawan.
” Terkait pengerjaan dan safety akan selalu menjadi perhatian Komisi III dan akan terus kami kawal, sampai proyek masjid terapung selesai pada tahap pertama ini,” ujarnya. (KA)