Dokter Hastry, Polwan Pertama di Asia Bergelar Doktor di Bidang Forensik akan Lakukan Otopsi pada Yusuf

KITAMUDAMEDIA – Ditengah ramainya pemberitaan tentang kasus anak bernama Ahmad Yusuf Ghazali (4) yang hilang setelah dititipkan di Paud Jannatul Athfaal di Samarinda pada tanggal (22/11/2019) silam, dan ditemukan 16 hari kemudian dalam kondisi mengenaskan karena tanpa kepala dan organ dalam, berita terbaru muncul dari pihak keluarga bahwa makam Yusuf akan dilakukan pembongkaran karena akan segera dilakukan proses otopsi oleh pihak kepolisian.

Ketika ditemui untuk diwawancarai mengenai berita tersebut, Bambang Sulistyo ayah Yusuf yang baru saja tiba dari Jakarta bercerita bahwa kepulangannya adalah untuk mempersiapkan proses pembongkaran makam yang akan dilakukan pada hari Selasa (18/02).

“Iya saya memang mendapat kabar dari kuasa hukum dan diminta segera pulang karena hari selasa Yusuf akan diotopsi,” jelasnya ketika ditanya tentang kabar tersebut.

Namun ada hal menarik dari kabar tersebut karena informasi yang didapat, bahwa proses otopsi akan dilakukan oleh dokter forensik terbaik dari Mabes Polri yaitu AKBP Dr dr Sumy Hastry Purwanti, SpF, DFM.

Dokter nyentrik yang beberapa tahun terakhir viral di semua media ini memang dikenal karena pengalamannya yang luar biasa dalam menangani kasus – kasus, besar contohnya seperti Kasus bom Bali I dan II (2002 & 2005), bom Kedubes Australia (2004), JW Marriott Kuningan (2009), kecelakaan pesawat Sukhoi di Gunung Salak (2012), Malaysia Airlines MH-17 di Rusia (2014), hingga Air Asia QZ8501 yang jatuh di dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (2015).

Selain dari pengalamannya dalam menangani kasus – kasus tersebut, dokter forensik berkelas dunia yang akrab dipanggil dokter Hastry ini juga dikenal karena keunggulannya karena telah berpengalaman menangani banyak kasus sulit, seperti kasus pembunuhan dan mutilasi yang terjadi di tanah air.

Baca Juga  DKUKMP Sebut Pasar Lok Tuan Belum Bisa Pindah, Pedagang Minta Pasar Sementara Diperhatikan

Ketika dihubungi melalui sambungan telepon, dokter Hastry membenarkan berita tersebut.

“Iya benar, saya memang sudah diperintahkan segera berangkat ke Samarinda untuk melakukan proses otopsi untuk adek Yusuf,” ujarnya.

“Awalnya saya memang dihubungi oleh salah satu anggota dari TRC PPA Kaltim sebagai perwakilan dari keluarga korban melalui DM instagram. Ketika itu saya diminta apakah bersedia untuk membantu proses otopsi adek Yusuf, saat itu saya katakan jika ada perintah resmi tentunya saya akan bantu,” tuturnya.

Komunikasi melalui DM instagram itu terjadi sekitar seminggu yang lalu namun sempat tidak ada kabar lagi setelah itu.

“Saya fikir permintaan itu tidak serius tapi ternyata tiba – tiba kemarin saya terima perintah dari atasan untuk melakukan otopsi di sana,” ujarnya lagi.

Ketika ditemui untuk dimintai konfirmasi mengenai hal tersebut ketua Korwil TRC PPA Kaltim Ibu Rina Zainun membenarkan.

“Memang benar setelah beliau dihubungi oleh Humas TRC PPA dan beliau menyatakan bersedia, biro hukum kami sekaligus kuasa hukum dari orang tua Yusuf langsung melayangkan surat resmi kepada Kepolisian untuk permohonan otopsi dan mengusulkan agar dilakukan oleh beliau,” terang Rina.

Rina menjelaskan alasan mengapa memilih dokter forensik berkelas seperti dokter Hastry, itu dengan pertimbangan bahwa beliau adalah dokter forensik terbaik yang dimiliki oleh POLRI.

“Kami ingin kasus ini bisa segera tuntas dan terungkap dengan jelas apa penyebab kematian Yusuf. Agar semua dugaan – dugaan yang menjadi polemik di masyarakat juga segera mereda setelah ini dan tentunya agar kepolisian juga bisa bekerja dengan baik berdasarkan hasil dari proses otopsi nanti seperti apa,” tuturnya.

Sumber : Suara Indonesia

Ikuti Fans Page Kami

Leave a Reply